BAHAYA KANKER SERVIKS PADA PARITAS
Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal. Faktor risiko terjadinya kanker serviks salah satunya ialah paritas. Berdasarkan pada data yang diperoleh pada Poli Kandungan Rumah Sakit X. Sebanyak 185 orang, sampel yang digunakan 64 responden wanita yang berusia 22-45 tahun yang menderita kanker dan penelitian ini melihat dari semua penderita. Untuk mengetahui hubungan paritas dan usia pertama menikah dengan kejadian kanker serviks, pengumpulan data hanya melihat dari rekam medik pasien.
Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Sampai saat ini, kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan perempuan di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi. Saat ini kanker serviks masih menempati peringkat teratas diantara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyatakan, penderita kanker serviks tahun 2014 tercatat 3.813 penderita 79 diantaranya meninggal dunia, terjadi penurunan dari tahun 2013 tercatat 3.971 penderita dan 56 diantaranya meninggal dunia. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia tahun 2011 mencapai angka 100 per 100.000 penduduk per tahun, dan penyebarannya terlihat terakumulasi di Jawa dan Bali. Angka itu diperkirakan akan terus meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.
Studi sebelumnya melaporkan adanya hubungan positif antara paritas dan kanker serviks. Risiko kanker serviks pada wanita dengan paritas tinggi diyakini terkait dengan tingginya tingkat kelainan serviks selama kehamilan, tingginya deteksi tingkat HPV di antara wanita hamil, dan beberapa studi juga menyarankan paritas vagina membuat perubahan lokal pada sel serviks karena trauma selama kelahiran. Meskipun beberapa studi epidemiologi sebelumnya mendokumentasikan paritas sebagai faktor risiko kanker serviks; kekuatan asosiasi yang dilaporkan bervariasi dan tidak konsisten. Oleh karena itu, tinjauan sistematis dan meta-analisis ini bertujuan untuk memperkirakan pooled odds ratios (ORs) dari hubungan antara paritas dan kanker serviks. Ini juga akan menyoroti kekuatan hubungan antara paritas dan kanker serviks yang pada gilirannya akan membantu untuk memastikan risiko kanker serviks pada wanita dengan paritas tinggi dibandingkan dengan mereka dengan paritas rendah.
Faktor penyebab yang berhubungan dengan kanker serviks adalah usia hubungan seks < 20 tahun, berganti-ganti pasangan seksual (perilaku seksual kurang baik), merokok, sistem imun menurun, ibu dan saudara perempuan terkena kanker leher rahim dan penyekit menular seksual (Rasiji,2010). Penyebab lain yaitu status gizi, paritas, usia, penggunaan kontrasepsi oral, infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dan hygiene.
Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada sel-sel leher rahim bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Berbagai jenis Human Papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual, berperan dalam menyebabkan sebagian besar kanker serviks. Saat terpapar HPV, sistem kekebalan tubuh biasanya mencegah virus melakukan kerusakan. Namun, pada sebagian kecil orang, virus bertahan selama bertahun-tahun, berkontribusi pada proses yang menyebabkan beberapa sel serviks menjadi sel kanker. Anda dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks dengan melakukan tes skrining dan menerima vaksin yang melindungi dari infeksi HPV.
Kanker serviks stadium awal umumnya tidak menunjukkan tanda atau gejala. Tanda dan gejala kanker serviks stadium lanjut meliputi:
- Pendarahan vagina setelah hubungan seksual, antara periode atau setelah menopause
- Keputihan berair dan berdarah yang mungkin berat dan berbau busuk
- Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim
Kanker serviks berkembang di leher rahim wanita (pintu masuk rahim dari vagina). Hampir semua kasus kanker serviks (99%) terkait dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV) risiko tinggi, virus yang sangat umum ditularkan melalui kontak seksual. Meskipun sebagian besar infeksi HPV sembuh secara spontan dan tidak menimbulkan gejala, infeksi yang terus-menerus dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita. Kanker serviks adalah kanker paling umum keempat pada wanita. Pada tahun 2018, diperkirakan 570.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks di seluruh dunia dan sekitar 311.000 wanita meninggal akibat penyakit tersebut.
Pendekatan pencegahan primer (vaksinasi HPV) dan sekunder yang efektif (skrining untuk, dan mengobati lesi prakanker) akan mencegah sebagian besar kasus kanker serviks. Saat didiagnosis, kanker serviks adalah salah satu bentuk kanker yang paling berhasil diobati, asalkan terdeteksi dini dan dikelola secara efektif. Kanker yang terdiagnosis pada stadium akhir juga dapat dikontrol dengan pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat. Dengan pendekatan komprehensif untuk mencegah, menyaring dan mengobati, kanker serviks dapat dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat dalam satu generasi.
Hal inilah memberikan sebuah kiasan dalam dunia keseahatan dengan pendekatan-pendekatan yang bermakna dan memiliki sebuah arti dalam menyongsong kesehatan optimal. Dengan berbagai macam pendekatan yang diambil oleh pemerintah disetiap kebijakan yang dilakukan memberikan harapan kepada masayarakatan akan sebuah akses pelayanan kesehatan yang bersifat preventif tidak hanya kuratif saja dalam kasus kanker serviks ini.
Referensi
Budi Santoso, E. . (2021) “Hubungan Paritas dengan Kejadian Kanker Serviks di Poli Kandungan RSUD Dr. M. Soewandhie”, Gema Wiralodra, 12(2), pp. 260–268. doi: 10.31943/gemawiralodra.v12i2.181.
Banyak di masyarakat hal tersebut dikait kaitkan dengan sering makan jajan pinggir jalan pak, seperti sering makan pentol mie istan, apakah itu benar isu yang beredar pak?