Public Health

Cara berbicara dengan anak Hiperaktif

Berkomunikasi dengan anak hiperaktif lebih sulit dibanding dengan anak normal. Masalahnya anak hiperaktif ini tidak bisa konsentrasi pada suatu hal dalam jangka lama sehingga komunikasi terkesan hanya satu arah.

Untuk menyiasati perlu dilakukan teknik khusus, yaitu mencuri perhatiannya sebelum anda mengatakan sesuatu. Setelah anak menunjukan perhatian, barulah anda mengatakan hala yang penting.

Teknik berkomunikasi dengan anak hiperaktif ada dua, yaitu verbal dan non-verbal. Bahasa non-verbal yang sering diabaikan oleh orang tua ternyata justru menyumbangkan keberhasilan lebih banyak. Bedasarkan penelitian di Harvard University, komunikasi non-verbal ternyata 55% lebih efektif dibanding dengan komunikasi verbal.

Teknik komunikasi non-verbal

Pertama, usahakan selalu tersenyum padanya. Mimik muka anda begitu berarti bagi anak hiperaktif. Senyum akan memberikan kehangatan jiwa sehingga ia tertarik untuk mendengarkan. Kedua, usahakan untuk menarik perhatian dengan sentuhan. Misalnya sebelum berbicara, pegang pundaknya dan arahkan kepalanya untuk melihat anda. Kemudian tersenyumlah untuk menarik simpatinya.

Teknik komunikasi verbal

Anak hiperaktif cenderung suka marah, kasar, tidak mau mendengarkan dan semaunya sendiri. Sikap anak ini sering kali membuat orangtua emosi yang kemudian melahirkan kata-kata kasar dan cerewet. Padahal, sikap tersebut justru merugikan kejiwaan anak. Bila orang tua sering berbicara dengan nada marah anak justru tidak dapat dikendalikan.

Kunci komunikasi dengan anak hiperaktif adalah intonasi dan pemilihan kata. Anda sama sekali tidak dianjurkan cerewet karena hal itu justru akan dianggap sebagai angin lalu. Ingat, mereka mudah sekali merasa bosan sehingga hindari memberikan nasehat yang panjang dan lebar.

Artikel Terkait

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page