JUNK FOOD PEMICU DIABETES PADA ANAK
Konsumsi junk food, bahkan meski hanya sekali seminggu saja, bisa mengakibatakan diabetes dan obesitas pada anak. Diabetes adalah keadan serius yang memengaruhi kemampuan tubuh mengontrol kadar gula darah. Obesitas adalah salah satu faktor yang dapat memicu pre-diabtes.
Sekali anak-anak duduk di sekolah menengah, sulit untuk mengendalikan tren ini. Karena itu sangat perlu memperbanyak kegiatan fisik dan menurunkan berat badan agar terhindar atau menurunkan risiko diabetes.
Junk food ini dapat dikonotasikan sebagai makanan yang berkualitas gizinya rendah. Makanan ini dikemas sebagai menu cepat saji yang menawarkan rasa lezat sehingga membuat ketagihan si pembeli.
Junk food biasanya mengandung padat kalori, lemak, dan bumbu-bumbu dengan kadar garam tinggi sehingga menimbulkan sensari rasa yang sangat lezat di lidah. Ini jelas tidak sehat karena lemak, kalori, dan kandungan zat-zat lain yang dikandungnya melebihi batas yang ditentukan. Padahal, komposisi makanan sehat itu harus seimbang.
Junk food juga dapat mengandung kolestrol gula yang tinggi. Sementara, kandungan nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral justru terabaikan. Yang dikhawatirkan, junk food kemungkinan mengandung zat berbahaya lain seperti bahan pengawet dan zat aditif yang membuat anak menjadi ketagihan.
Hal yang perlu diwaspadai dari mengonsumsi junk food atau makanan siap saji adalah kandungan kalorinya yang tinggi. Pada prinsipnya, makanan instan ini sudah melalui proses yang berulang. Proses ini menyebabkan kandungan gula sederhana pada makanan instan mudah diserap oleh tubuh.