Public Health

Mari Kita Dukung Relawan Covid-19

Penulis #Ronal Surya Aditya

Dampak coronavirus sangatterasa di rumahsakit di seluruhindonesia, Pendaftaran relawan dibuka oleh Kementerian dan daerah dari berbagaikalangan. relawan yang terjun kekomunitas masyarakat akan memainkan peran yang sama pentingnya dengan tenaga medis di rumahsakit.  Sejalan dengan pernyataan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo. “Tim relawan ini sangat penting bagi kami hari ini karena konsepsi dalam penanganan wabah Covid-19 ini pemerintah tidak mungkin berdiri sendiri ,” kata Doni dalam keterangannya di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (25/3/2020).

Sama seperti di rumah sakit, relawan di masyarakat menghadapi tiga tantangan utama ketika datang kedaerah zona merah: (1) kurangnya alat pelindung diri (APD) (2) stigma masyarakat terhadap relawan dan keluarganya serta(3) Jumlah rasio tenaga relawan dan jumlah masyarakat tidak sebanding.

Secara umum pemerintah sudah melakukan upaya dalam menghadapi 3 tantangan tersebut, tetapi pemerintah saja yang berupaya tidak akan pernah bisa maksimal. Kita tahu bahwa wabah Covid-19 ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua kalangan bahkan individu.

Secarakhusus yang dilakukan masyarakat untuk membantu pemerintah dalam tantangan kurangnya alat pelindung diri adalah (1) Sumbangan APD dari berbagai strata golongan masyarakat,  (2) kesadaran individu untuk tidak menggunakan APD yang seharusnya digunakan oleh relawan dan tenaga medis. (3) Berperan aktif untuk mengungkap seseorang atau golongan yang berusaha melakukan penimbunan APD untuk kepentingan pribadi. Jumlah kebutuhan APD akan semakin meningkat seiring jumlah ODP (Orang Dalam Pengawasan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan OTG (Orang Tanpa Gejala) meningkat.

Tantangan yang keduaadalah Stigma yang diterima oleh relawan dan keluarganya. Menghubungan mereka menjadi penyebar virus dan penyakit adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan harus dihentikan. Seperti yang di ingatkan oleh ahli epidemiologi penyakit menular, Adam Kucharskidalambukunya, The Rules of Contagion, yang diterbitkanpadabulanFebruari, “Sejarah memberitahu kita bahwa pandemi menyebabkan masyarakat menjad istigmatisasi, itulah sebabnya kita semua perlu lebih berhati-hati. Jikaragu, carinasihat, dan selalu kembali pada konsensus bukti”. Kesimpulan untuk dukungan kita untuk relawan adalah (1) Kita harus melawan Hoax dan (2) Memberikan dukungan moril untuk pararelawan dan keluarganya, karena mereka meninggalkan keluarganya mempertaruh kannyawa demi kitabersama.

Jumlah rasio yang tidak sebanding menjadi tantangan pararelawan. Pemerintah akan selalu memperhitungkan kapasitas rasio relawan dan penderita, sehingga akan selalu di buka pendaftaran untuk pararelawan. Sudut pandang sebagai masyarakat, dukungan kita adalah (1) Saat kita mampu dan sesuai kualifikasi relawan silahkan mendaftar. (2) saat kita tidak sesuai kualifikasi jangan berkecil hati, kita harus mematuhi aturan pemerintah untuk meningkatkan kedisiplinan dan kepatuhan dalam menjalankan pembatasan sosial dan pembatasan fisik dalam upaya mencegah penularan Covid-19. Selain itu, disiplin menggunakan masker jika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah. Mencucitangan dengan sabun dan air mengalir juga perlu dilakukan sesering mungkin.

Untuk link lengkap dari Kemenkes. Ini link nya

https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf

Penulis mohon ijin memberikan puisi :

Relawan Covid Ku

Kami relawan mengunakan baju lengkap seakan diri initersekap

demi kalian yang di rumah menikmati selimut yang kalian dekap,

dan makanan yang kalian kunyah lengkap,

virus takmudah di pecahkan hanya menggunakan rumus,

pemerintah membuat aturan dan peringatan untuk menghentikan arus.

Tapi takmudah jika diriinimerasa  genius,

Seakan mamp umelihat virus.

Musibah ini membuat umat manusia berevolusi dan adaptasi.

Pemenang sesungguhnya bukan dia yang bersih

Dan bertahan dari partikel yang hina ini,

Tapi dia yang mampu keluar menjadi manusia baru nan suci

Yang memanfaatkan isolasi dan perenungan diri

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page