Public Health

Mengenal Cuci Tangan

Pembangunan merupakan suatu pondasi yang kuat dan bersifat dinamis, pembangunan di peruntukkan dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Pembangunan bertujuan dalam meningkatkan kesadaran, dan kemauan masyarakat dalam pola hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Perilaku mempunyai dampak terhadap derajat kesehatan yang cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) dengan ditetapkannya visi nasional Promkes sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1193/ MENKES/ SK/ X/ 2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010.

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS juga perlu dilakukan di tatanan institusi pendidikan atau sekolah yang merupakan salah satu bentuk perwujudan paradigma sehat yang diterapkan di institusi pendidikan atau sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat terutama anak sekolah dasar yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 disebutkan bahwa insiden diare sebeser 3,5% dan insiden diare pada kelompok usia sekolah sebesar 3%. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2012 menunjukkan bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare di Propinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 42,66%, lebih rendah dibanding tahun 2011 (57,9%). Pada tingkat kabupaten/ kota, diketahui bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare Kabupaten Pekalongan menempati urutan ke-26 sebesar (2,5%). Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 diketahui bahwa angka kesakitan Diare pada anak usia 5-14 tahun sebanyak 6.014 atau sebesar 21,6% dari total penderita diare

  1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Mewujudkan sekolah sehat, harus didukung banyak pihak. Sekolah sehat adalah, sekolah yang mampu menjaga lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah, sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan mental serta perkembangan kecerdasan peserta didik melalui upaya kesehatan. Sekolah yang sehat akan meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi siswa, sehingga siswa harus mendapat pemahaman pentingnya PHBS.

PHBS di sekolah sudah diatur dalam UU Nomor 36Tahun 2009pasal 45tentang penyelenggaraan kesehatan sekolah. Sedang hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PHBS adalah, anak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun. Jajan di kantin sekolah yang sehat. Membuang sampah pada tempatnya. Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Tidak merokok di sekolah. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin. Buang air di jamban sekolah.

PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

  1. Sasaran PHBS di Sekolah

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam.

  1. Sasaran Primer adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah). Dalam Program PHBS di sekolah, informasi diberikan pada seluruh siswa SD dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, dengan materi yang berjenjang berdasarkan pertimbangan kemampuan intelektual siswa dalam tiap jenjang. Namun untuk upaya membudayakan kebiasaan hidup sehat di kalangan anak-anak usia Sekolah Dasar dilakukan melalui pendekatan belajar antarteman sebaya (peer teaching-learning) sesuai dengan karakteristik dan kecenderungan anak-anak dalam kelompok usia tersebut. Untuk PHBS di sekolah, khususnya dalam indikator cuci tangan pakai sabun, pendekatan belajar antarteman sebaya (peer teaching-learning) dilakukan pada siswa kelas 3 sampai kelas 5 melalui kegiatan dokter kecil, dengan tingkat kemampuan tertinggi pada siswa kelas 5 SD.
  2. Sasaran Sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK. Dalam pelaksanaan program PHBS di sekolah sasaran sekunder yang terutama adalah para guru di sekolah dan orangtua di rumah, mengingat peran dan pengaruhnya yang demikian besar terhadap kehidupan anak-anak usia SD Guru di sekolah terutama pada guru kelas, guru UKS dan guru bidang studi KPDL atau bidang studi Pembiasaan. Pada tanggal 14 Februari 2008 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan UNICEF meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah beberapa penyakit yang ditularkan melalui tangan, termasuk di antaranya penyakit flu burung di lingkungan sekolah. Sekitar 10,000 orang perwakilan siswa dan guru Sekolah Dasar dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang, menerima Paket Siswa Cuci Tangan Pakai Sabun yang berisi alat pendidikan yang memuat pesan kunci untuk melindungi diri mereka dari bahaya beberapa penyakit termasuk flu burung, yaitu dengan perilaku cuci tangan pakai sabun. Sekitar 10 ribu guru dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah juga telah dilatih teknik mengintegrasikan informasi dan pesan-pesan kunci Cuci Tangan Pakai Sabun ke dalam berbagai mata pelajaran, seperti

Sains, Kepedulian terhadap Diri dan Lingkungan (KPDL) dan Bahasa Indonesia. Sedangkan orangtua di rumah, adalah dua orang yaitu ayah dan ibu yang telah melahirkan kita atau orang yang mengadopsi anak berdasarkan catatan hukum. i Namun dalam hal mempengaruhi siswa SD di rumah untuk cuci tangan pakai sabun, lebih diharapkan peran ibu. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 21 Di samping itu ibu adalah juga anggota satu kelompok dalam peranan sosialnya, yaitu PKK. Dalam kegiatan PKK diintegrasikan pula program PHBS dalam tatanan rumah tangga, yang salah satu indikatornya juga adalah cuci tangan pakai sabun. Jadi, sosok ibu lebih banyak terpapar informasi tentang PHBS khususnya cuci tangan pakai sabun melalui wadah kegiatan sosialnya, PKK.

  1. Sasaran Tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid.
  1. Indikator PHBS dalam Promosi Kesehatan
  1. Bobot 5: Mutlak
    1. Prevelensi balita gizi buruk dan kurang
    2. Prevelensi balita pendek dan sangat pendek
    3. Prevelensi balita kurus dan sangat kurus
    4. Proporsi rumah tangga dengan akses air bagus
    5. Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi bagus
    6. Proporsi penimbangan balita yang rutin
    7. Cakupan kunjungan neonatus I
    8. Cakupan imunisasi lengkap
    9. Rasio dokter terhadap puskesmas
    10. Rasio bidan terhadap desa
    11. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
  2. Bobot 4: Penting 22
    1. Prevelensi balita gemuk
    2. Prevelensi penyakit diare
    3. Prevelensi penyakit hipertensi
    4. Prevelensi penyakit pneumonia
    5. Proporsi cuci tangan dengan benar
  3. Bobot 3: Perlu
    1. Prevelensi gangguan mental emosional
    2. Prevelensi merokok
    3. Prevelensi penyakit gigi dan mulut
    4. Prevelensi penyakit asma
    5. Prevelensi disabilitas (bermasalah dan sanga bermasalah)
    6. Prevelensi cedera
    7. Prevelensi penyakit sendi
    8. Prevelensi penyakit infeksi saluran pernafasan akut
  1. Indikator PHBS di Sekolah
  1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
  2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
  3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
  4. Olahraga yang teratur dan terukur
  5. Memberantas jentik nyamuk
  6. Tidak merokok di sekolah
  7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
  8. Membuang sampah pada tempatnya
  1. Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah
  1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
  2. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa
  3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
  4. mampu menarik minat orang tua d. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
  5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
  1. Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun Salah Satu Indikator PHBS Di Sekolah
    1. Pengertian

Cuci tangan merupakan cara menghindari penularan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis bermain atau ketika akan makan maka diharapkan kebiasaan tersebut akan terbawa sampai tua.

Mencuci tangan merupakan proses menggosok kedua permukaan tangan dengan kuat, secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme, sebanyak mungkin.

  1. Indikasi Mencuci Tangan

Indikasi mencuci tangan sebagai berikut :

  1. Sebelum memegang makanan
  2. Bila terlihat kotor
  3. Setelah dari toilet
  4. Setelah kontak dengan peralatan kotor atau berpotensi terkontaminasi
  5. Setelah melepaskan sarung tangan
  1. Prinsip Mencuci Tangan

Prinsip mencuci tangan sebagai berikut : 24

  1. Anggap bahwa semua alat terkontaminasi, jangan terlalu sering memegang keran, tempat sabun, wastafel, alat pengering, terutama setelah mencuci tangan, dianjurkan untuk menggunakan tempat sampah yang dapat dibuka tutup menggunakan injakan kaki, keran yang diputar dengan siku.
  2. Jangan memakai perhiasan: cincin meningkatkan jumlah mikroorganisme yang ada di tangan, perhiasan juga menimbulkan kesulitan dalam mencuci tangan secara seksama
  3. Gunakan air hangat yang mengalir, alirannya diatur sedemikian rupa demi kenyamanan, air yang terlalu panas akan membuka pori-pori dan menyebabkan iritasi kulit, cegah terjadinya percikan air, terutama baju, karena mikroorganisme akan berpindah dan berkembang biak di tempat yang lembab
  4. Gunakan sabun yang tepat dan gunakan sampai muncul busa; sabun akan mengemulsikan lemak dan minyak serta mengurangi tegangan permukaan, sehingga memudahkan pembersihan
  5. Gunakan gerakan memutar, menggosok dan bergeser, gerakan ini mengangkat dan menghilangkan kotoran dan mikroorganisme
  6. Gunakan handuk kertas sekali pakai untuk mengeringkan tangan, handuk ini lebih sedikit menyebarkan mikroorganisme dibandingkan pengering udara panas dan handuk
  1. Cara Mencuci Tangan

Cara mencuci tangan sebagai berikut :

  1. Basahi tangan dengan air mengalir
  2. Gosok tangan termasuk sela jari dan kuku dengan sabun, biarkan 20 detik
  3. Bilas dengan air yang mengalir
  4. Keringkan tangan dengan kertas tisu
  5. Tutuplah keran air menggunakan kertas tisu yang telah digunakan tersebut, kemudian membuang kertas tisu tersebut

Menurut Centers for Disease Control and Prevention langkah-langkah mencuci tangan yang tepat yaitu:

  1. Basahi tangan dengan air mengalir yang hangat, pakailah secara merata
  2. Gosok kedua tangan minimal 10-15 detik, merata hingga ke jari-jemari dan siku
  3. Bilas dengan air, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai
  4. Jika berada di fasilitas umum, biarkan air tetap mengalir saat anda selesai. Saat tangan sudah kering, pakailah kertas tisu untuk menekan atau memutar keran
  5. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat bakteri lepas dari tangan anda, demikian juga halnya pemakaian hand sanitizers yang tanpa bilas. Produk pencuci tangan tanpa bilas umumnya mengandung bahan yang membantu mengurangi kekeringan di tangan, juga tidak bikin iritasi, namun bakteri dan virus mati.
  6. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat bakteri lepas dari tangan, demikian juga dengan pemakaian hand sanitizers yang tanpa bilas. Produk pencuci tangan tanpa bilas umumnya mengandung bahan yang membantu mengurangi kekeringan tangan, juga tidak membuat iritasi.
  7. Manfaat Cuci Tangan

Kebersihan tangan yang tidak memenuhi syarat, berkontribusi menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan E. coli infection. Kebiasaan cuci tangan dapat membebaskan manusia kemungkinan terserang puluhan jenis penyakit seperti tifus, kolera, disentri, hepatitis, cacingan, flu dan penyakit kulit. Kebiasaan mencuci tangan dapat mengurangi biaya berobat, sebagai akibat terserang penyakit yang disebabkan tidak cuci tangan.

i Muhammad Muhyidin. Bijak Pendidikan Anak dan Cerdas Memahami Orang Tua. Lentera. Jakarta. 2003

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page