SIKAP TERHADAP HIV DAN AIDS
Berbicara tentang HIV tidak lagi hanya tantangan kesehatan masyarakat, tetapi juga semacam ancaman bagi global dengan dampak negatif dahsyat telah merenggut lebih dari 35 juta jiwa secara global. Pada tahun 2017 terdapat sekitar 36,9 juta jiwa orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta orang dengan baru terinfeksi secara global. Berkaitan dengan stigma dikalangan masyarakat memiliki sebuah arti yang negative, karena pandangan masyarakatakan HIV dikaitkan dengan sesuatu dengan sterotif negative yang bisa baerakhir dalam keadaan atau situasi diskriminasi bagi penderita. Stigma terkait HIV mengacup ada keyakinan, perasaan, dan sikap negatif terhadap individu dengan HIV dan AIDS. Diskriminasi termasuk segala tindakan atau perilaku yang memiliki maksud atau efek merusak kenikmatan manusia yang mendasar hak, termasuk akses tak terbatas mereka keperawatan kesehatan dan layanan.
Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka. Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif, termasuk penolakan masyarakat, kemarahan, depresi, harga diri rendah, dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri. Dalam beberapa masyarakat, orang yang terinfeksi HIV dianggap sebagai social diusir dan mengancam masyarakat. Mengancam jiwa sifat stadium lanjut dari penyakit ini, hubungannya dengan sikap negatif, dan keyakinan bahwa orang dengan HIV/AIDS dihukum secara adil karena telah melakukannya sesuatu yang salah, semuanya berkontribusi terhadap HIV/AID stigma dan diskriminasi. Individu yang tinggal bersama HIV sering takut stigma dan penolakan dari masyarakat, teman, dan anggota keluarga. Mereka berdiri untuk kehilangan sosial mereka tempat milik, kehilangan tempat tinggal, dan keamanan pekerjaan.
Pengetahuan yang buruk tentang HIV/AIDS, kesalah pahaman dan sikap negatif yang berkaitan dengan HIV/AIDS dapat mengganggu dengan teman, anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan kemampuan untuk memberikan perawatan berkualitas bagi pasien HIV-positif. Stigma dan diskriminasi terhadap HIV positif telah ditemukan untuk meningkatkan peluang mereka mengalami kekerasan bila dibandingkan sikap yang tidak mengalami HIV. Kekerasan tersebut.
Nama:Rosita soares
Nim : 19114059
Semester: 2A
• Precede and proceed tehory health promotion planining an educational and envilronmental approach LAWRENCE W.Green
Promosi kesehatan arti pendidikan,secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,baik individu kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.
Lawrence green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok
>faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor)yang terwujud dalam pegetahuan,sikap kepercayaan keyakinan,nilai nilai dan sebagainya.
>faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya.
> faktor-faktor pendorong (renforcing faktors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,yang merupakan kelompok refresi dari berilaku masyarakat.
Menurut saya sebaiknya orang atau individu yg terkena hiv aid itu jangan di jauhi tetapi hanya penyakitnya saja yg di waspadai dan di jauhi, maka dari pada itu kita sebagai genersi muda seharusnya lebih lihai atau berhati” tentang prilaku kita yg senang dengan berhubungan sex tanpa menggunakan alat kontrasepsi di karenakan resikonya sangat tinggi di bandingkan dengan yg menggunakan alat kontrasepsi. Dari pemerinta segeralah menutup tempat hiburan malam sekian dari saya terima kasih
Ketakutanakan stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan orang yang positif HIV menyangkal dan menyembunyikan status mereka. Beberapa di antaranya HIV yang diuji positif berpikir bahwa mengungkapkan status mereka mungkin tidak hanya buat situasi yang rumit dan menegangkan tetapi bisa juga menyebabkan rasa malu dan potensi kehilangan keluarga mereka dukungan dan penyediaan perawatan kesehatan.
Sikap negatif terhadap individu yang hidup dengan HIV dan AIDS. Penemuan-penemuan ini menggaris bawahi perlunya program intervensi yang mendesakdi antara kelompok usia ini, intervensi seperti itu akan selalu ada melestarikan masa depan bangsa mana pun, seperti yang dilakukan kelompok usia ini akhirnya membentuk tenaga kerja dari negara manapun. Sebagi individu yang pahamakan HIV untuk perjuangan berbagai otonomi sosial, memberikan pengetahuan yang baikakan HIV, dan memberikan rasa kesadaran kepada kelompok untuk lebih terbuka terhadap penderita HIV. Memang ada beberapa kejadian akan terjadi HIV di Indonesia yaitu sebuah kebiasaan yang terjadi akan kepuasan sesksual terutama pada masa remaja yang masih kurang matang dalam berfikir.
Acquired Immunodeficiency syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini biasa menyerang remaja yang jika diketahui bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit HIV maka akan berujung dengan kematian karena belum ditemukannya obat untuk menyembuhkan penyakit HIV. Sehingga dapat dikatakan penyakit HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Nama: Tharisa berliana salsabilla putri
Nim: 19114067
Precede and proceed tehory health promotion planining an educational and envilronmental approach
Promosi kesehatan arti pendidikan,secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.
Lawrence green mencoba menganalisis kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok
1. faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor) yang terwujud dalam pegetahuan, sikap kepercayaan keyakinan, nilai nilai dan sebagainya.
2. faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya.
3. faktor-faktor pendorong (renforcing faktors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok refresi dari berilaku masyarakat.
Menurut saya dengan tingginya angka penderita maupun yg memiliki gejala hiv dan aids itu merupakan dari banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang penyakit ini dan penyebab timbulnya hiv dan aids sehingga masih banyak yg melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Masih banyak masyarakat yang belum tau fungsi kegunaan alat-alat pelindung seperti kondom dalam melakukan hubungan seksual, bahkan kemungkinan banyak yg bukan merupakan pasangan suami istri melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Seperti yang dijelaskan di artikel bahwa penderita hiv dan aids menerima perlakukan dikucilkan dan dihukum sosial oleh masyarakat, sebaiknya masyarakat tidak menghukum sosial dan mengucilkan penderita hiv dan aids, tetapi sebaliknya mereka harus memberikan semangat untuk bertahan dan memberikan pikiran2 positif agar penderita tidak malu, putus asa dan stres yang mengakibatkan terjadinya kematian. Kemudian kita sebagai tenaga kesehatan (perawat) yg mengerti mengenai hiv dan aids, maka kita melakukan penyuluhan kepada masyarakat, memberikan pengertian pada masyarakat bahwa penyakit hiv dan aids tidak hanya terjadi melalui hubungan seksual saja, mereka harus diberi tau bahwa penyakit hiv dan aids juga bisa menular melalui darah, penggunaan alat bersamaan (bergantian), dan lain-lain. Kita juga harus menjelaskan bahwa penderita hiv dan aids tidak perlu diberikan hukuman sosial karena mereka butuh bantuan (dukungan) dari masyarakat agar mereka lebih memiliki semangat hidup, dan dukungan ini juga bisa menyebabkan penderita hiv aids yg lain (belum diketahui) bisa lebih terbuka dan jujur akan penyakitnya, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dengan tidak menggunakan alat2 secara bergantian, dan lain-lain.
Menurut saya penyakit HIV dan AIDS ini sangat berbahaya sebab pada mulanya tubuh manusia yang memiliki sel darah putih (limfosit) yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari serangan virus maupun bakteri kemudian dimasuki virus HIV yang dapat melemahkan bahkan mematikan sel darah putih dan memperbanyak diri sehingga sistem kekebalan tubunya melemah yang menyebabkan penyakit-penyakit lain bisa dengan mudah masuk kedalam tubuh. serta dapat menyebabkan kematian pada seseorang. Banyak faktor yang mendukung terjadinya HIV yaitu dengan melakukan perilaku seks bebas, transfusi darah dengan si penderita, penggunaan jarum suntik bekas si penderita, pengunaan jarum tindik tato bekas si penderita, dll.
Sikap yang sudah terbentuk untuk dapat mengenali apa itu HIV dan AIDS akan menjadikan orang tersebut terhindar dari HIV dan AIDS serta dapat menjalani kehidupannya sehari-hari dengan aman dan tenang. Sikap remaja yang harus ada disetiap masing-masing orang yaitu dengan menghindari perilaku yang dapat beresiko untuk terkena HIV dan AIDS seperti menghidari pergaulan bebas, dalam memilih teman supaya untuk selektif atau memilih-milih mana teman yang akan berdampak baik atau berdampak buruk baginya, menghindari melakukan transfusi darah dengan orang yang sudah terkena HIV, dan berhati-hati dalam menggunakan jarum suntik, dll. Serta juga diharapkan kepada remaja untuk rutin melakukan tes kesehatan di puskesmas, atau rumah sakit sekitar agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit.
stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan orang yang positif HIV menyangkal dan menyembunyikan status mereka.Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka.HIV juga termasuk tantangan kesehatan masyarakat.oleh sebab itu perlu pemahaman dan kesadaran bagi kelompok penderita HiV.agar tidak menganggap remeh.terutama bagi remaja-remaja
stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan orang yang positif HIV menyangkal dan menyembunyikan status mereka.Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka.HIV juga termasuk tantangan kesehatan masyarakat.oleh sebab itu perlu pemahaman dan kesadaran bagi kelompok penderita HiV.agar tidak menganggap remeh.terutama bagi remaja-remaja
Precede and proceed tehory health promotion planining an educational and envilronmental approach
Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka. Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif, termasuk penolakan masyarakat, kemarahan, depresi, harga diri rendah, dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri. Dalam beberapa masyarakat, orang yang terinfeksi HIV dianggap sebagai social diusir dan mengancam masyarakat. Mengancam jiwa sifat stadium lanjut dari penyakit ini, hubungannya dengan sikap negatif, dan keyakinan bahwa orang dengan HIV/AIDS dihukum secara adil karena telah melakukannya sesuatu yang salah, semuanya berkontribusi terhadap HIV/AID stigma dan diskriminasi. Individu yang tinggal bersama HIV sering takut stigma dan penolakan dari masyarakat, teman, dan anggota keluarga. Mereka berdiri untuk kehilangan sosial mereka tempat milik, kehilangan tempat tinggal, dan keamanan pekerjaan.
Promosi kesehatan arti pendidikan,secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan.
Lawrence green mencoba menganalisis kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok
1. faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor) yang terwujud dalam pegetahuan, sikap kepercayaan keyakinan, nilai nilai dan sebagainya.
2. faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya.
3. faktor-faktor pendorong (renforcing faktors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok refresi dari berilaku masyarakat.
penyakit HIV dan AIDS ini sangat berbahaya sebab pada mulanya tubuh manusia yang memiliki sel darah putih (limfosit) yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh dari serangan virus maupun bakteri kemudian dimasuki virus HIV yang dapat melemahkan bahkan mematikan sel darah putih dan memperbanyak diri sehingga sistem kekebalan tubunya melemah yang menyebabkan penyakit-penyakit lain bisa dengan mudah masuk kedalam tubuh. serta dapat menyebabkan kematian pada seseorang.
Nama : ADONIA SILPA MARION DRUNYI
NIM : 191141001
Penularan HIV/AIDS terbesar di Indonesia saat ini ternyata terjadi di dalam rumah, di dalam kamar-kamar kita. Ibu rumah tangga yang terpapar HIV/AIDS ini selain ditulari, harus menanggung pula diskriminasi karena mereka sering dicap sebagai perempuan nakal,” ujar Inang Winarso.
Maka menurut Inang, penting untuk pemerintahan Jokowi-JK untuk menjadikan ini sebagai priorotas isu di tahun ini.
Angka Kematian Ibu Melahirkan
Selain HIV/AIDS, kasus angka kematian ibu melahirkan (AKI) yang masih tinggi di Indonesia seharusnya juga menjadi konsentrasi kedua pemerintah Jokowi di bidang kesehatan. Target Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia di tahun 2015 yaitu 102 kematian perseratus ribu kelahiran hidup. Namun hingga akhir tahun 2014, angka kematian ibu masih mencapai: 359 perseratus ribu kelahiran.
PKBI mendesak pemerintah untuk menjadikan AKI sebagai prioritas isu. Jika tidak, maka target Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) di Indonesia soal penurunan AKI tidak akan tercapai.
“Isu kesehatan reproduksi selalu dikalahkan oleh isu-isu politik, isu hukum dan ekonomi. Seharusnya pemerintah memperhatikan AKI sebagai prioritas kasus yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Inang menyatakan jika pemerintah serius, maka Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mendatang untuk bidang kesehatan harusnya ditambah. Selama ini porsi dana untuk kesehatan hanya sekitar 3 persen dari dana APBN, padahal jumlah ini untuk mengurus program kesehatan masyarakat secara umum. Jika ada tambahan anggaran 2 persen saja tiap tahunnya, maka alokasinya bisa diberikan pada penurunan AKI atau persoalan perempuan dan kesehatan reproduksi.
Lawrence green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu
1. Faktor faktor predisposisi : Remaja pada saat ini kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan seksual sehingga banyak warga indonesia yang terkena penyakit hiv/aids, karena stigma dan diskriminasi, penderita hiv menyembunyikan status penyakit mereka.
2. Faktor faktor pendukung : Penderita HIV akan kehilangan faktor pendukung baik itu keluarga, teman,
tempat tinggal, pekerjaan bahkan sarana kesehatan yang mendukung. Bisa jadi saat belum terkena penyakit HIV tidak mengetahui alat kontrasepsi untuk keamanan berhubungan.
3. Faktor faktor pendorong : Sebagai petugas kesehatan kita harus menjaga kerahasiaan tentang penyakit pasien tetapi juga harus memberikan edukasi agar penyakitnya tidak menular. Sebagai perawat harus mempunyai tujuan untuk merubah sikap dan perilaku si penderita agar lebih baik dan memberikan motivasi untuk sembuh, karena psikis penderita yang sudah lemah dan mudah menyerah.
Precede and proceed theory health promotion planning an educational and environmental approach
Saat ini banyak masyarakat yg mengucilkan dan mendeskriminasi orang yg terinfeksi HIV, diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka . Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif , termasuk penolakan masyarakat , kemarahan , depresi , harga diri rendah , dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri . Jadi kita harus meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang apa itu HIV/AIDS.
Pengetahuan yang buruk tentang HIV / AIDS , kesalah pahaman dan sikap negatif yang berkaitan dengan HIV / AIDS dapat mengganggu dengan teman , anggota keluarga , dan penyedia layanan kesehatan kemampuan untuk memberikan perawatan berkualitas bagi pasien HIV – positif .
Promosi kesehatan arti pendidikan,secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Lawrence green mencoba menganalisis kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok 1. faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor) yang terwujud dalam pegetahuan, sikap kepercayaan keyakinan, nilai nilai dan sebagainya. 2. faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya. 3. faktor-faktor pendorong (renforcing faktors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok refresi dari berilaku masyarakat.
Kalau menurut saya HIV/AIDS memang salah satu penyakit yang berbahaya (terutama kalau kita tidak tau cara menghadapinya) dan sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sayangnya, keganasan dari penyakit ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang cukup oleh masyarakat umum. Ironisnya lagi, pemahaman masyarakat terhadap penyakit ini seringkali tercampur aduk oleh mitos-mitos yang salah kaprah, sehingga masih banyak pandangan masyarakat umum yang keliru terhadap penyakit tersebut. Padahal dengan memahami penyakit ini, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi HIV/AIDS dari mulai menjaga diri, mengetahui sarana penularan, mencegah penularan, melakukan tindakan yang tepat jika tertular, serta memperlakukan pengidap positif HIV/AIDS dengan cara yang tepat.
Kemudian untuk orang yang sudah terkena penyakit HIV/AIDS tidak seharusnya mereka diberi hukuman atau bahkan dikucilkan oleh masyarakat sekitar, melainkan mereka itu seharusnya patut untuk diberikan dukungan yang lebih supaya mereka bisa bangkit, tidak malu, tidak putus asa, dan bisa semakin semangat untuk bertahan. Kemudian juga diberi arahan yang positif supaya mereka yang terkena HIV/AIDS tidak memikirkan hal yang tidak seharusnya mereka pikirkan (misalnya akan terjadi kematian). Kemudian kita sebagai tenaga medis yang sudah jelas mengerti mengenai penyakit HIV/AIDS maka kita seharusnya melakukan penyuluhan kepada masyarakat, supaya semua masyarakat semakin tau akan kedepannya mengenai soal penyakit HIV/AIDS dan supaya tidak ada peningkatan yg parah terhadap penyakit HIV/AIDS.
Menurut saya sikap seperti ini bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan sikap yang baik. Serta pemikiran yang hanya mengambil jalan pintas saja, dan kurangnya pendirian di dalam dirinya sehingga mudah terpengaruh. Akibatnya banyak penderita hiv-aids.
Sehingga, Individu yang tinggal bersama HIV sering takut stigma dan penolakan dari masyarakat, teman, dan anggota keluarga. Mereka berdiri untuk kehilangan sosial mereka tempat milik, kehilangan tempat tinggal, dan keamanan pekerjaan. Dan yang lebih parah lagi seorang penderita hiv kurang akan percaya dirinya di hadapan orang banyak/ yang lainnya.
Precede and proceed theory health promotion planning an educational and environmental approach
Saat ini banyak masyarakat yg mengucilkan dan mendeskriminasi orang yg terinfeksi HIV, diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka . Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif , termasuk penolakan masyarakat , kemarahan , depresi , harga diri rendah , dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri . Jadi kita harus meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang apa itu HIV/AIDS.
Pengetahuan yang buruk tentang HIV / AIDS , kesalah pahaman dan sikap negatif yang berkaitan dengan HIV / AIDS dapat mengganggu dengan teman , anggota keluarga , dan penyedia layanan kesehatan kemampuan untuk memberikan perawatan berkualitas bagi pasien HIV – positif .
Promosi kesehatan arti pendidikan,secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Lawrence green mencoba menganalisis kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok 1. faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor) yang terwujud dalam pegetahuan, sikap kepercayaan keyakinan, nilai nilai dan sebagainya. 2. faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya. 3. faktor-faktor pendorong (renforcing faktors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok refresi dari berilaku masyarakat.
Lawrence mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh dua factor pokok.
Teori Lawrence W Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan atau mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja Precede dan Proceed. Oleh karena itu, penulis ingin membahas topik tentang teori perilaku Lawrence W. Greend Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan Perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
TEORI PRECEDE AND PROCEEDadalah teori promosi kesehatan yang merecanakan pendekatan dalam pendidikan masyarakat di lingkungan sekitar (lawrence W green)
Teori ini terdiri dari
1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
Penderita Hiv /aids pertama tidak tahu pengetahuan penyakit tersebut mereka cuma memikirnya kenikmatana
manusia / dunia contoh seks tidak memeakai kondom berganti pasangan , mengunakan jarum suntik 1 bergantian kepada teman teman dlll
Pada ssaat Sikap penderita HIV tahu penyakitnya dan jika bilang ke warga atau tim medis dibuatkan bahan pembicaraan oleh masyarakat dan akhirnya penderita malu , menjadi depresi hilangnya rasa harga diri karena diDiskriminasi oleh masyarakat sekitar dan juga ingi bunuh diri
Penderita mempunyai sikap tertutup kepada warga sekitar atau tim medis karena tidak jujur
2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atausarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya
Accebilitasi kondomyang mudah , menjaga kerahasiaan penyakit aatau menjaga kehormatan bagi penderita
3. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan Perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Memberikan sikap dan pengetahuan Hiv dan pemberian kondom , memberikan rasa kesadaran lebih terbuka kepada kelompok warga setempat atau keluar juga motivasi agar seangat hidup untuk memperjuangkan otonomi sosial . tim medis melayani dan juga merahasian atau menjaga kehormatan penyakit pasien agar tidak enjadi bahan bicaraan atau hambatan dalam pelayanan kesehatan . mengajak kegiatan positif terhadap remaja
4. Perilaku penderita/ calonpenderita (bahviour):
Penderita muncul harga diri dalam otonomi sosial , Pederita mendukung sepertipenggunaan kondomdengan konsiten ,Penderita juga mendukung kegiatan positif
5. Environmental factors: pendekatan penderita
• kemudahan mendapatkan kondom, mengajak berkumpul dengan orang kelompok tanpa ada deskriminasi ,memberikan motivasi agar tidak harga diri menurun
6. Healty : kesehatan di derita
penyakit hiv dan aids global menurun menurun
7. Quality of life: kualita s kehidupan
Kesejahteraan sosial meningkat , penderita hiv aids
untuk memperjuang otonomi sosial
Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka. Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif, termasuk penolakan masyarakat, kemarahan, depresi, harga diri rendah, dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri. Dalam beberapa masyarakat, orang yang terinfeksi HIV dianggap sebagai social diusir dan mengancam masyarakat. Maka dari itu tindakan yang dapat dilakukan sbg tenaga kesehatan adalah melakukan penyuluhan terhadap maksyarakat bagaimana bahaya nya HIV AIDS, orang yang terkena HIV AIDS bukan untuk dijauhi namun dirangkul dan disemangati untuk membantu sembuh dengan cara memberikan pemikiran positif.
Kebanyakan manusia memandang rendah terhadap orang yg terkena hiv/aid bahkan kebanyakan sampai sekarang masih dikucilkan oleh sebagian sekelompok orang dan mereka yang terkena hiv/aid pun juga merasa bahwa dirinya rendah. Seharusnya kita sebagai masyarakat harus bisa mendukung dan merangkul mereka biar semangat untuk sembuh dengan memberikan pikiran yang positif . Apalagi kita sebagai tenaga kesehatan juga supayaa mengajak dan memberikan penyuluhan tentang hiv/aid kepada masyarakat agar mereka tau dan paham seberapa pentingnya menjaga diri dari hiv/aid terutama untuk kalangan remaja saat ini dan kita juga harus bisa memberikan dukungan kepada orang yg terkena hiv/aid dan juuga tidak menganggap remeh terhadap penyakit hiv/aid itu sendiri.
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan Perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Orang yang positif hiv akan menyangkal status mereka jika mengalami/merasa berada di situasi deskriminatif.berkaitan dengan stigmatisasi dan diskriminasi dapat menyebabkan orang yang posif Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka.HIV juga termasuk tantangan kesehatan masyarakat.oleh sebab itu perlu pemahaman dan kesadaran bagi kelompok penderita HiV.agar tidak menganggap remeh.terutama bagi remaja-remaja,kita sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberi pemahaman melalui penyuluhan tentang hiv/aid ,serta pentingnya menjaga diri ,dan memberikan dukungan kepada penderita agar lebih semangat menjalani hidup
Teori lawrence w greeb merupakan salah satu teori modifikasi perubahan prilaku yang dapat di gunakan dalam mendiagnosis masalag kesehatan ataupun sebagainya
Faktor² yg mempengaruhi adalah
1. Predisposisi
2. Pendukung
3. Pendorong
Penggunaan kerangka kerja precede and proceed
Precede: predisposing, reinforcing, enabling couse in educational diagnosis and evaluation
Proceed : policy, regulation, organizational and environmental development
Fase kerangka kerja
1.diagnosa sosial
2.diagnosa epidemiologi
3.diagnosa prilaku dan lingkungan
4.diagnosa pendidikan dan organisasi
5.diagnosa admin dan kebijakan
6 implementasi
7.proses evaluasi
8.pengaruh evaluasi
9.hasil atau keluaran evaluasi
Menurut saya Acquired Immunodeficiency syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini biasa menyerang remaja yang jika diketahui bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit HIV maka akan berujung dengan kematian karena belum ditemukannya obat untuk menyembuhkan penyakit HIV. Sehingga dapat dikatakan penyakit HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia Menurut saya dengan tingginya angka penderita maupun yg memiliki gejala hiv dan aids itu merupakan dari banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang penyakit ini dan penyebab timbulnya hiv dan aids sehingga masih banyak yg melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Masih banyak masyarakat yang belum tau fungsi kegunaan alat-alat pelindung seperti kondom dalam melakukan hubungan seksual, bahkan kemungkinan banyak yg bukan merupakan pasangan suami istri melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
Teori Lawrence W Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku
yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk
merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan atau mengembangkan suatu model
pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal
dengan kerangka kerja Precede dan Proceed. Oleh karena itu, penulis ingin membahas topik
tentang teori perilaku Lawrence W. Greend
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu
sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan Perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masysrakat.
Penyakit HIV merupakan penyakit yang berbahaya, karena belum ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Dan penyakit itu pun cara penyerangannya pada tubuh manusia diawali dengan menghancurkan sistem imun dalam tubuh manusia sehingga membuat orang yg terjangkit virus tersebut mudah terserang berabagai macam penyakit.
Penyakit HIV merupakan penyakit yang menyerang sistim imun tubu yang membuat penderita akan sangat muda sakit dan HIV juga sangat berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut
Dan penderita yang suda terinfeksi akan mengalai skit samapi ia mati.
Jadi AIDS Acquired Immunodeficiency syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini biasa menyerang remaja yang jika diketahui bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit HIV maka akan berujung dengan kematian karena belum ditemukannya obat untuk menyembuhkan penyakit HIV. Sehingga dapat dikatakan penyakit HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Pengetahuan yang buruk tentang HIV/AIDS, kesalah pahaman dan sikap negatif yang berkaitan dengan HIV/AIDS dapat mengganggu dengan teman, anggota keluarga, dan penyedia layanan kesehatan kemampuan untuk memberikan perawatan berkualitas bagi pasien HIV-positif. Stigma dan diskriminasi terhadap HIV positif telah ditemukan untuk meningkatkan peluang mereka mengalami kekerasan bila dibandingkan sikap yang tidak mengalami HIV. Kekerasan tersebut.
Precede and proceed tehory health promotion planining an educational and envilronmental approach
Berkaitan dengan stigma dikalangan masyarakat memiliki sebuah arti yang negative, karena pandangan masyarakatakan HIV dikaitkan dengan sesuatu dengan sterotif negative yang bisa baerakhir dalam keadaan atau situasi diskriminasi bagi penderita. , kekeyakinan
Lawrence green mencoba menganalisis kesehatan seseorang atau masyarakat yang dipengaruhi oleh dua faktor pokok
1. faktor-faktor predisposisi (predisposing faktor) yang terwujud dalam pegetahuan, sikap kepercayaan keyakinan, nilai nilai dan sebagainya.
2. faktor-faktor pendukung enabling faktors) yang terwujud dalam fasilitas atau serana-serana alat-alat konfrasepi jamban dan sebagainya.
Dimana faktor pre disposisi di sikap kepercayaan, Keyakinan. Stigma terkait HIV mengacup ada keyakinan, perasaan, dan sikap negatif terhadap individu dengan HIV dan AIDS. Diskriminasi termasuk segala tindakan atau perilaku yang memiliki maksud atau efek merusak kenikmatan manusia yang mendasar hak, termasuk akses tak terbatas mereka keperawatan kesehatan dan layanan.
Berkaitan dengan stigma dikalangan masyarakat memiliki sebuah arti yang negative, karena pandangan masyarakatakan HIV dikaitkan dengan sesuatu dengan sterotif negative yang bisa baerakhir dalam keadaan atau situasi diskriminasi bagi penderita. Stigma terkait HIV mengacup ada keyakinan, perasaan, dan sikap negatif terhadap individu dengan HIV dan AIDS. Diskriminasi termasuk segala tindakan atau perilaku yang memiliki maksud atau efek merusak kenikmatan manusia yang mendasar hak, termasuk akses tak terbatas mereka keperawatan kesehatan dan layanan.Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat mempengaruhi setiap bidang hidup mereka. Stigma dan diskriminasi terkait HIV terkait erat dengan beberapa konsekuensi negatif, termasuk penolakan masyarakat, kemarahan, depresi, harga diri rendah, dan bahkan pikiran atau tindakan bunuh diri. Dalam beberapa masyarakat, orang yang terinfeksi HIV dianggap sebagai social diusir dan mengancam masyarakat. Mengancam jiwa sifat stadium lanjut dari penyakit ini, hubungannya dengan sikap negatif, dan keyakinan bahwa orang dengan HIV/AIDS dihukum secara adil karena telah melakukannya sesuatu yang salah, semuanya berkontribusi terhadap HIV/AID stigma dan diskriminasi. Individu yang tinggal bersama HIV sering takut stigma dan penolakan dari masyarakat, teman, dan anggota keluarga. Mereka berdiri untuk kehilangan sosial mereka tempat milik, kehilangan tempat tinggal, dan keamanan pekerjaan.
Teori Lawrence W Green merupakan salah satu teori modifikasi perubahan perilaku yang dapat digunakan dalam mendiagnosis masalah kesehatan ataupun sebagai alat untuk merencanakan suatu kegiatan perencanaan kesehatan atau mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja Precede dan Proceed. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan Perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Nama : Rosa Yulita
Nim : 191141058
Terimakasih banyak atas ilmunya bapak.
Disini saya dapat menyimpulkan bahwa setiap perilaku atau langkah yang diambil oleh individu mengenai kurang taunya informasi mengenai penyakit HIV-AIDS sehingga akibatnya banyak penderita HIV/AIDS. Dari pembahasan Artikel diatas bisa menyebabkan seseorang yang tinggal dengan orang yang sudah terkena HIV sering melakukan penolakan untuk bergaul karna Takut, mendapat penolakan dri masyarakat dan temannya. Maka stigma seperti ini harus dirubah demi menuju hidup lebih baik kedepannya untuk mereka. Stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan orang yang positif HIV AIDS menyangkal dan menyembuhkan status mereka sikap seperti ini tidak baik karena stigma dan deskriminasi mempengaruhi setiap bidang hidup mereka. Oleh karna itu butuh pemahaman dan kesadaran bagi kelompok penderita HIV AIDS agar tidak menganggap remeh penyakit ini terutama untuk kalangan remaja.
Terimakasih.