STIGMA HIV/AIDS DI KALANGAN REMAJA
Penyakit dari infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan yang tersebar di dunia dalam dewasa termasuk berada di negara Indonesia sudah tidak asing lagi pada penyakit tersebut. Masalah perkembangan yang berhubungan dengan HIV/AIDS adalah angka persentase dimana yang melonjak pada kasus kematian yang terus menerus meningkat. Jadi, orang yang terkena virus dapat lebih rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun semacam terkena tumor yang lainnya. Namun, yang telah ada dapat terjadi untuk memperlambat laju mengenai virus tersebut. Tetapi menurut informasi penyakit ini belum benar-benar untuk disembuhkan. Penularan terjadi melalui hubungan seks, transfusi darah, jarum suntik yang sudah terkontiminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan dan bersalin serta cairan-cairan dalam tubuh yang sudah terinfeksi tersebut.
Dari kejadian tersebut mengenai HIV/AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja. Dimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mecoba melakukan hal hal yang baru dengan sangat tinggi. Dapat terjadi kemungkinan sekali pada anak kalangan remaja ini mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan mudah terjerumus kearah HIV/AIDS ataupun hal lainnya. Namun, ini dibutuhkan informasi yang banyak dengan akurat bahwa anak pada kalangan remaja agar dapat dipahami oleh mereka mengenai virus HIV/AIDS dan bagaimana cara pencegahannya.
Dalam kasus AIDS tersebut masih tertinggi terdapat kelompok/kalangan anak muda (remaja) dengan persentase berkisar 50%. Untuk meningkat sendiri ialah jumlah kalangan remaja pengidap HIV/AIDS kemungkinan karena kertebatasan akses informasi/pengetahuan yang belum dipahami dan layanan kesehatan yang berdampak sangat rendah pengetahuan tentang HIV dan AIDS. Menurut KPA(2011) itu sendiri mengenai pemahaman kalangan remaja tentang HIV dan AIDS yang masih sangat minim berada di negara Indonesia, padahal kalangan remaja tersebut termasuk kelompok/golongan usia yang rentan dengan perilaku yang berisiko.Amgka dar persentase sendiri pada usia remaja ialah (15-24 tahun) yang masih mampu demgam memberikan jawaban yang benar dan tepat mengenai cara-cara dari pencegahan penularan HIV dan AIDS serta dengan menolak untuk memahami yang salah mengenai dalam penularan HIV dan AIDS yang hanya berkisar sebesar 14,3 %.
Trimakasih pak atas ilmunya dengan ilmu ini saya akan lebih berhati² dalam pergaualan😇🙏
Terimakasih atas ilmunya bapak, sangat bermafaat dan mudah dipahami.
Tetap semangat trus untuk pembaharuan ilmu-ilmu yang bermanfaat guna pembangunan artikel kedepannya.
Sngat brguna skali ilmunya pak bagi kami ini klangan remaja dngan materi pembeljaran stigma HIV AIDS di kalangan remaja krna di jaman skrang pergaulan bebas di kalangan remaja semakin hari semakin mningkat
Terima kasih ilmunya tentang stigma hiv / aids di kalangan remaja, dengan artikel bapak ini sangat bermanfaat bagi kehidupan kami di era millenial sekarang ini..
Intervensi pencegahan HIV/AIDS di kalangan Remaja.
Precontemplation: Minimnya informasi atau pendidikan tentang kesehatan sangat rendah pengetahuan HIV/AIDS.
Conteplation: pada usia remaja (15-24 tahun) yang mampu memberikan jawaban yang tepat dan benar mengenai car-cara pencegahan penularan HIV/AIDS.
Preparation: Mencari informasi dan menambah pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Action: Menghindari pergaulan bebas(seks bebas) dan obat-obatan terlarang (NAPSA)
Maintanance: suda mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan dan suda menghindari pergaulan bebas dan obat-obatan terlarang.
AIDS adalah penyakitnya, sedangkan HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Bisa dikatakan positif AIDS jika HIV telah berhasil merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Didiagnosa menderita HIV bukan berarti seseorang memiliki AIDS atau mereka akan meninggal. Penularan HIV tidak melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet.
Penularan HIV terutama berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma melalui perilaku seksual dan penggunaan jarum suntik. Dalam upaya pencegahan HIV, terdapat beberapa hal yang perlu diingat oleh masyarakat.
Intervensi pencegahan HIV/AIDS di kalangan Remaja.
Precontemplation: Minimnya informasi atau pendidikan tentang kesehatan sangat rendah pengetahuan HIV/AIDS.
Conteplation: pada usia remaja yang mampu memberikan jawaban yang tepat dan benar mengenai car-cara pencegahan penularan HIV/AIDS.
Preparation: Mencari informasi dan menambah pengetahuan tentang HIV/AIDS.
Action: Menghindari pergaulan bebas(seks bebas) dan obat-obatan terlarang (NAPSA)
Maintanance: suda mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan dan suda menghindari pergaulan bebas dan obat-obatan terlarang.
Pada kasus HIV sering terjadi pada kalangan remaja,karena pada usia remaja sangat rentan untuk mencoba hal hal baru
Pada intervensi untuk mencegahannya dengan menggunakan kondom.
Precentemplation nya itu mereka tidak menggunakan kondom saat melakukan hubungan badan dengan pasangan nya
HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Faktor Risiko HIV dan AIDS
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:
•Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
•Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.
•Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
•Pengguna narkotika suntik.
•Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.
Penyebab HIV dan AIDS
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Gejala HIV dan AIDS
Tahap Pertama:
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
•Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
•Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
•Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga:
Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
•Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
•Merasa lelah setiap saat.
•Sulit bernapas.
•Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
•Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
•Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
•Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Faktor Risiko HIV dan AIDS
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:
•Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
•Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.
•Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.
Pengguna narkotika suntik.
•Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.
Penyebab HIV dan AIDS
Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Gejala HIV dan AIDS
Tahap Pertama:
Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
Tahap Kedua:
•Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
•Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
•Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
•Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
Tahap Ketiga:
•Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
•Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
•Merasa lelah setiap saat.
•Sulit bernapas.
•Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
•Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
•Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
•Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.
Diagnosis HIV dan AIDS
Tes HIV harus dilakukan untuk memastikan seseorang mengidap HIV atau tidak. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai langkah diagnosis adalah dengan mengambil sampel darah atau urine pengidap untuk diteliti di laboratorium. Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi HIV, antara lain:
Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi protein yang menjadi bagian dari virus HIV, yaitu p24. Tes antigen tersebut dapat dilakukan 2-6 minggu setelah pengidap yang dicurigai terinfeksi HIV.
Jika skrining menunjukkan pengidap terinfeksi HIV (HIV positif), pengidap perlu menjalani tes selanjutnya, untuk memastikan hasil skrining, membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan metode pengobatan yang tepat. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pengidap, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Tes tersebut, antara lain:
Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.
Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri. Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.
Tes resitensi (kekebalan) dilakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi pengidap. Hal ini dikarenakan beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat tertentu.
Pengobatan HIV dan AIDS
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.
Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.
Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penting bagi pengidap untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pengidap.
Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap juga memengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai dengan kondisi pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.
Remaja berpotensi tinggi terhadap risiko penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS karena faktor perilaku dan perkembangan emosionalnya. Ini menjadi hal penting bagi orangtua untuk memiliki percakapan yang lebih terbuka tentang seksualitas yang sehat dengan anak-anak mereka. Norma dan gaya hidup sosial telah berubah dan lebih banyak remaja terpapar materi seksual, serta akses yang lebih mudah ke pasangan seksual melalui internet.
1. Precontemplation (Tahap pra kontemplasi)
Karena pada tahap ini remaja emosionalnya sangat labil dan kadang tidak bisa terkontrol. Kadang ada yang mencoba hal-hal baru sehingga bisa terjadi ke pergaulan bebas lalu akhirnya terjerumus seks bebas dan terkena HIV/Aids
2. Contemplation (kontemplasi/perenungan)
Dengan mengadakan penyuluhan HIV/Aids tentang bahayanya penyakit tersebut sehingga remaja ingin berhenti dan menjauhi tentang hal-hal yang bersifat porno tersebut demi keselamatan dirinya.
3. Determination (keputusan/kebulatan tekad)
Remaja akan bersiap mengambil keputusan dan perubahan untuk dirinya menjadi baik lagi dan menjauhi hal tersebut.
Misalnya jika di hp pmenyimpan video yang berbau pornografi maka remaja akan menghapusnya dengan diganti isian do’a , ceramah dsb.
4. Action (tindakan)
Pada tahap ini remaja akan terus menonton dengan hal-hal yang positif dengan mengisi waktu luang yang bermanfaat
5. Maintenance (pemeliharaan)
Remaja pada tahap ini mulai konsistensi dengan perilakunya yang baru dan positif serta berniat untuk berubah dan menjauhi yang tidak baik
– precontemplation: minimnya informasi ataupun pengetahuan dan pendidikan kesehatan dikalangan remaja. Individu dengan tahap ini sangat sulit diberikan motivasi untuk mengubah perilaku. Seperti seorang remaja yang terkena HIV/AIDS karena kejadian tersebut rentan terjadi pada kalangan remaja karena emosinya yang masih stabil dan berkeinginan untuk mencoba, menolak dan enggan untuk mengakhiri HIV karena mereka tidak mempunyai masalah perilaku HIV sehingga mereka tidak memiliki pemikiran atau pertimbangan untuk berhenti melakukan HIV/AIDS
– contenplation: mereka para ODHA sudah memiliki niat serius dalam melakukan perubahan perilaku disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri sendiri yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dalam penilaian seseorang, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari pengalaman pribadinya.
– preparation: para ODHA mengikuti penyuluhan tentang HIV/AIDS yang akan dapat terjadi mendorong mereka meningkatkan sikap respon positif pada ODHA. Memberikan dukungan sosial juga dapat berfungsi untuk melindungi diri dari perasaan tertekan dan dapat mengubah pikiran yang negative secara individu terhadap kondisi. Namun belum melakukannya dengan konsisten
– action: menghindari pergaulan bebas (seks bebas) para ODHA sudah mengerti bahaya apa saja yang diakibatkan dari HIV/AIDS, menerapkan larangan-larangan yang dapat mengakibatkan HIV, dikalangan remaja agar tidak terjerumus kedalam HIV/AIDS dapat menggantinya dengan melakukan kegiatan yang positif, jika para ODHA sudah dengan status pasangan suami istri dapat melakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi.
– maintenance: mengetahui dan dapat melakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah diberikan, contohnya seperti selama melakukan hubungan seksual selalu menggunakan alat kontrasepsi. Di kalangan remaja yang ingin coba-coba maka dapat kita berikan pendidikan kesehatan maupun penyuluhan pengetahuan yang baik agar mereka sadar bahwa melakukan hubungan seks bebas dapat menyebabkan penyakit HIV/AIDS yang dapat membahayakan kesehatan
Intervensi pencegahan HIV/Aids di kalangan remaja
precontemplation : kurangnya informasi atau edukasi tentang pengetahuan kesehatan HIV Aids
conteplation : pada usia remaja (15-24 tahun) mampu cara – cara mengenai tahapan demi tahapan pencegahan penularan HIV AIDS
preparation : mencari fakta atau informasi seputaran tentang HIV Aids
action : menghindari pergaulan bebas (seks bebas), serta menghindari obat – obatan terlarang
Maintanannce: sudah mantap pengetahuan tentang kesehatan dan bisa menghindari pergaulan bebas serta obat2 terlarang
* Precontemplation : Hiv/Aids rentan di kalangan remaja. Dimana dalam keadaaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan masih mencoba melakukan hal-hal baru sangat tinggi dan minimnya pengetahuan.
* contemplation : Dalam kasus Hiv/Aids di kalangan remaja masih tinggi kemungkinan karena terbatasnya akses informasi atau pengetahuan yang belum dipahami dan layanan kesehatan yang sangat rendah pengetahuan tentang Hiv/Aids .
* preparation : Meningkatnya pengetahuan seseorang sehingga akan merubah sikap negatif seseorang ke sikap positif, dengan didukung kesediaan, keaktifan dan interaksi atau reapon yang baik dari dalam untuk mengikuti proses penyuluhan dan seminar, karena saat menerima materi atau ilmu sangat berguna meningkatkan pengetahuan yang mereka perlukan. Jadi, dari seminar tersebut akan memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja tersebut.
* Action : Mendorong sesorang meningkatkan respon positif dan mulai mengambil atau membuat keputusan yang benar karena dengan adanya dukungan sosial dan pengetahuan yang telah di dapat melalui seminar dan penyuluhan.
* Maintenance : seseorang mampu meningkatkan respon positif dan membuat keputusan yang benar karena sudah mendapatkan pengetahuan tang telah ia dapatkan.
Menurut saya komunikasi trapeutik harus dilakukan dikalangan remaja mengenai HIV karna dengan menggunakan komunikasi trapeutik komunikasi kita kemereka akan lebih mudah meraka pahami dan mereka mengerti agar tidak melakukan hal hal yang menyebabkan terjadinya penularan HIV atau penyakit HIV ini di alami oleh remaja sekarang
Stigma HIV/Aids di kalangan remaja
1. Precontemplation : Mengenai HIV/Aids lebih rentan terjadi pada kalangan remaja. Dimana dalam Keadaan emosinya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan mudah terjerumus kearah HIV/Aids ataupun hal lainnya.
2. Contemplation : stigma HIV/Aids dikalangan remaja ini ialah dengan memberikan edukasi, dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan merubah sikap negative ke lebih postitive.
3. Preparation : mereka mau melakukan penyuluhan atau seminar akan menerima materi yang baik atau ilmu yang berguna untuk kenakalan remaja tersebut.
4. Action : Ilmu tentang HIV/Aids dalam penyuluhan dapat mendorong seseorang meningkatkan respon positif pada ODHA yang tersalurkan agar dapat menjerumuskan remaja dalam pergaulan bebas.
5. Maintenance : Mereka sudah dapat membuat keputusan dari menghindari pergaulan yang negatif ke arah pergaulan yang lebih positif.
Intervensi pencegahan HIV/AIDS di kalangan remaja:
-Precontemplation: Minimnya informasi atau pendidikan kesehatan di kalangan remaja tentang HIV/AIDS.
-Contenplation: pada usia remaja (15-24 tahun) yang mampu memahami mengenai pencegahan penularan HIV/AIDS
-Preparation: Mengikuti penyuluhan tentang HIV/AIDS dan mencari informasi tentang HIV/AIDS
-Action: Menghindari pergaulan bebas(seks bebas)
-Maintenance: Mengetahui pengetahuan tentang HIV/AIDS dan sudah tidak melakukan pergaulan bebas(seks bebas)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Intervensi pencegahan HIV/AIDS di kalangan remaja
1. Precontemplation : Masalah perkembangan yang berhubungan dengan HIV/AIDS adalah angka persentase dimana yang melonjak pada kasus kematian yang terus menerus meningkat. Tetapi menurut informasi, penyakit ini belum benar – benar untuk disembuhkan.
2. Contemplation : Pemahaman kalangan remaja tentang HIV/AIDS yang masih sangat minim berada di negara Indonesia, padahal kalangan remaja tersebut termasuk kelompok/ golongan usia yang rentan dengan perilaku yang beresiko.
3. Preparation : Dibutuhkan informasi yang banyak dan akurat pada kalangan remaja agar dapat dipahami oleh mereka mengenai virus HIV/AIDS dan bagaimana cara pencegahannya.
4. Action : Pada usia remaja (15 – 24 tahun) mampu memberikan jawaban yang benar dan tepat mengenai cara – cara dari pencegahan penularan HIV/AIDS
5. Maintenance : Menolak untuk memahami yang salah mengenai dalam penularan HIV/AIDS yang hanya berkisar sebesar 14,3%.
Terima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Stigma HIV AIDS di kalangan remaja
– Precontemplation : kalangan remaja masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi sehingga mudah terjerumus kearah HIV AIDS.
– Contemplation : di sini penderita berniat untuk melakukan tes HIV tetapi mereka merasa takut dengan hasilnya yang membuat mereka akan dikucilkan.
– Preparation : saat terjadi stigma HIV AIDS di kalangan remaja ini dengan memberi edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap negatif ke sikap yang lebih positif lagi dan seterusnya. Hal itu juga akan didukung dengan kesediaan, keaktifan dan interaksi atau respon yang baik dari dalam mengikuti proses penyuluhan atau seminar.
– Action : metode penyuluhan digunakan untuk memberi ilmu tentang HIV AIDS yang dapat mendorong seseorang meningkatkan sikap respon positif pada ODHA.
– Maintenance : dari penyuluhan ini dapat dilakukan komunikasi informasi yang tersalur agar dapat mengambil atau membuat keputusan yang benar pada penderita ODHA.
Intervensi Stigma HIV/AIDS
1. Precontemplation : kurangnya pengetahuan serta informasi mengenai HIV/AIDS dikalangan remaja.
2. Contemplation : usia remaja 15-24 masih mampu memahami bagaimana cara pencegahan penularan HIV/AIDS.
3. Preparation : Mencari informasi mengenai HIV/AIDS.
4. Action : Menghindari pergaulan bebas yang dapat menyebabkan HIV/AIDS.
5. Maintenance : Para remaja mempertahankan untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat menyebabkn HIV/AIDS.
Ragil mohon izin menjawab :
Tahap 1 :
Precontemplation adalah tahap ketika kita merasa bahwa perubahan belumlah diperlukan. Kita masih menikmati kebiasaan lama kita. Kita merasa belum butuh untuk berubah.
=> Karena belum mengetahui banyak tentang apa itu penyakit HIV/AIDS
.
Tahap 2 :
Contemplation adalah Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia. kb. 1 perenungan, bermenung-menung. 2 memikirkan, mengingat.
=> mereka sudah memikirkan rencana untuk berubah lebih baik lagi menjaga tubuhnya dengan mengubah kebiasaan jeleknya yang mengakibatkan HIV/AIDS. Tapi belum bisa berjanji akan melakukan seterusnya.
.
Tahap 3 :
Preparation adalah Prepare dapat diartikan dengan get someone/something ready to do/for use. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, prepare berarti mempersiapkan atau menyiapkan.
=> Sudah melakukan untuk menghindari segala sesuatu yang bisa mengakibatkan HIV/AIDS, Tapi masih terkadang lupa untuk melakukannya masih lalai belum konsisten.
.
Tahap 4 :
Action adalah intisari bagaimana sebuah mimpi bisa mewujud menjadi realita.
=> Mereka sudah selalu menjaga tubuhnya dan tidak melakukan kegiatan yang bisa mengakibatkan HIV/AIDS, Tapi masih dalam waktu yang sebentar melaksanakan tersebut -+ 6 bulan.
.
Tahap 5 :
Maintenance adalah suatu tindakan perbaikan.
=> Sudah selalu melakukan kegiatan yang positif dan menghindari segala tindakan yang bisa mengakibatkan HIV/AIDS.
TERIMA KASIH ALSANSO🙏🏼
Stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS (ODHA) merupakan salah satu kendala dalam pengendalian penyakit HIV/AIDS. Herek & Capitiano (1999) mengatakan bahwa timbulnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA disebabkan oleh faktor risiko penyakit ini yang terkait dengan perilaku seksual yang menyimpang dan penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya atau narkoba. Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi HIV (HIV positif) menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena penyakit yang dideritanya.
Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan persepsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendra et al (2007) dan oleh Pratikno (2008), yang menunjukkan hasil bahwa adanya stigma dan diskriminasi pada ODHA oleh petugas kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan persepsi petugas kesehatan tentang HIV/AIDS. Hasil
penelitian lain yang mendukung adalah dari Cock et al (2002) yangmenyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA berhubungan dengan persepsi tentang rasa malu (shame) dan menyalahkan (blame) yang berhubungan dengan penyakit AIDS. Faktor lain yang berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi adalah faktor kepatuhan terhadap agama. Kepatuhan terhadap nilai-nilai agama para petugas kesehatan dan para pemimpin agama mempunyai peran dalam pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diaz di Puerto Rico tahun 2011 menyatakan adanya peran agama dalam membentuk konsep tentang sehat dan sakit serta terkait dengan adanya stigma terhadap penderita HIV/AIDS (Diaz et al, 2011).
Intervensi mencegahan HIV/AIDS di kalangan remaja
1. Preconremplation : informasi/pengetahuan yang belum di pahami dan layanan kesehatan yang berdampak sangan rendah pengetahuan tentang HIV/AIDS
2. contemplation: remaja mampu memberikan jawaban yang benar dan tepat mengenai cara cara dari pencegahan penularan HIV dan AIDS.
3. preparation: stigma di kalangan remaja menjadi fokus dalam banyak faktor yang dapat mempengaruhi akan terjadinya pada stigma terhadap ODHA di kalangan remaja dengan salah satunya dari pengetahuan itu sendiri.
4.action: di kalangan remaja ini ialah dengan memberikan edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga akan terjadi merubah sikap negatif menjadi sikap positif lagi.
5. Maintenance: dalam diri sendiri yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan kepercayaan dalam menilai seseorang ini terhadp objek tersebut. Dimana seseorang akan dapatkan pengetahuan yang lebih baik dari pengalaman pribadi.
Prekontemplasion : dari kejadian tersebut mengenai HIV atau AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja gimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi
Contemplation : pada seorang odha akan merasakan ketakutan untuk melakukan suatu hal tes HIV karena bila hasilnya menungkapkan maka dari itu mereka akan dikucilkan Hal tersebut menyebabkan mereka dengan Menunda untuk melakukan pengobatan apabila menderita kesakitan yang akan terjadi dengan dampak pada semakin terjadi penurunan dalam kesehatan mereka
Preparation: edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan terjadi merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya
Action: mengikuti proses penyuluhan atau seminar tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja tersebut sehingga dapat memberikan perilaku positif dengan konsisten
Maintenence : menunjukkan adanya perbedaan sikap dan perilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan
Pada kasus Stigma HIV/AIDS di kalangan remaja ini adalah penularan yang terjadi melalui hubungan sex, transfusi darah, jarum suntik yang sudah berkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan dan bersalin serta cairan-cairan dalam tubuh yang sudah terinfeksi. Ada beberapa intervensi dalam pencegahan untuk HIV/AIDS di kalangan remaja
– precontempeletion = minimnya pengetahuan akan virus HIV/AIDS yang membuat kalangan remaja banyak yang berhubungan badan dengan berganti-ganti pasangan, mereka tidak memikirkan bagaimana masa depannya jika terkena HIV.
– contemplation = dalam tahap ini mereka sudah memikirkan dampak atau resiko dari virus HIV/AIDS tersebut, oleh karena itu mereka sudah niat atau mulai berfikir untuk tidak melakukan hubungan sex dengan berganti-ganti pasangan. Tetapi dengan niat saja masih belom membuat mereka berkomitmen untuk tidak melakukan sex sembarangan lagi.
– preparation = dalam tahap ini mereka sudah mulai berniat jarang melakukan hubungan sex dengan beda-beda orang mereka lebih menjaga tubuhnya dan lebih mulai mendalami apa itu penyakit Virus HIV/AIDS. Tetapi tidak menutup kemungkinan mungkin ada yang melakukan hubungan sex dengan kondom tapi tidak sering.
– Action = dalam tahap ini mereka sudah mulai tidak lagi melakukan hubungan sex bebas dengan bergati-ganti pasangan.
– maintenance = dalam tahap ini mereka sudah mengerti apa itu virus HIV/AIDS dan mereka telah menghindari hubungan sex bebas dan memulai hidup sehat serta menjaga tubuhnya dari berbagai penyakit terutama penyakit berbahaya seperti penyakit virus HIV/AIDS.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya akan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan suatu infeksi dan dan penyakit sedang AIDS adalah kondisi dimana HIV sudah pada tahap Akhir . Penularan HIV bisa terjadi karena hubungan seks , transfusi darah ,jarum suntik yang terkontaminasi ,antara ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.
Intervensi untuk pencegahan HIV
Procontemplation : meningkatkan nya pengindap penyakit HIV-AIDS di kalang remaja di karena terbatasnya akses informasi dan pengetahuan tentang penyakit HIV-AIDS yang belum di fahami .
Contemplatiom : seorang remaja yang berusia 15-24 tahun yang mampu memberikan informasi dan jawaban yang benar tetatang cara -cara dan penyegahan penyakit HIV-AIDS .
Preparation: meningkatkan pengetahuan seseorang dengan edukasi dan seminar tatang penyakit HIV-AIDS senghinga dapat merubah perilaku seseorang dari negatif ke postif .
Action: mendorong seseorang untuk melakukan gaya hidup sehat , menghindari penggunaan obat-obatan terlarang , menghindari pergaulan bebas
Maintenance : seseorang mampu membuat keputusan yang benar dan meningkatkan respon positif
intervensi HIV/AIDS di kalangan remaja
Precontemplation : kalangan remaja yang minim akan informasi atau pengetahuan tentang bahaya penularan HIV/AIDS pada kesehatan remaja.
Contemplation : remaja/ODHA yang sudah memikir serius/niat dalam pergaulan bebas seperti seks bebas atau seksualitas, tetapi tidak memikirkan untuk tindakan yang diambil dapat mengakibatkan menderita HIV/AIDS.
Preparation : memberi edukasi untuk meningkatkan seseorang tersebut sehingga akan terjadi merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya. Juga didukung dengan kesediaan, keaktifan, dan interaksi atau respon yang baik dari dalam mengikuti proses penyuluhan atau seminar.
Action : dapat memberikan ilmu tentang HIV dan AIDS yang akan dapat terjadi mendorong seseorang meningkatkan sikap positif pada ODHA.
Maintence : dapat dilakukan komunikasi informasi yang tersalurkan agar dapat mengambil atau membuat keputusan yang benar.
HIV sendiri adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan merusak dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang rusak maka kekebalan tubuh akan melemah, mulai dari itu berbagai penyakit mudah menyerang.
Untuk saat ini tidak ada obat untuk HIV sendiri , tetapi ada berbagai terapi agar memperlambat tumbuhnya virus / berkembang biaknya virus, salah satunya dengan mengikuti terapi ARV, banyak kalangan masyarakat yang belom paham betul dengan virus Yang satu ini, mereka menganggap ODHA tidak layak untuk didekati, padahal virus ini hanya bisa tertular jika kita melakukan hubungan sex dengan ODHA dan melakukan donor darah dengan pasien ODHA.
Intervensi Pencegahan HIV/AIDS di Kalangan Remaja.
1. PRECONTEMPLATION : Masih berada di Zona nyaman dan kurang memahami bahaya HIV/AIDS.
2. CONTEMPLATION : Mereka menemukan informasi tentang bahaya penyakit HIV/AIDS dan mereka mulai melakukan perubahan agar tidak sembarangan melakukan hal-hal tersebut. Mereka mengedukasi diri dan mencari kesenangan agar tidak kecanduan.
3. DETERMINATION : Para remaja melakukan tekadnya untuk berubah dengan cara tidak mendekati lawan jenis selama 6 Bulan atau bahkan sampai 1 Tahun.
4. ACTION : Mereka Mulai hidup sehat, dengan cara berolahraga, mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa, mengedukasi diri agar selalu berfikiran positif serta menjaga hasrat nafsunya agar tidak terjerat dengan hal-hal seperti itu.
5. MAINTANCE : Mereka mungkin memerlukan bantuan seorang teman, atau keluarga untuk tetap menjaga dirinya tetap seperti ini maka mereka meminta tolong teman atau keluarga untuk mengingatkan apabila mereka tidak sadar melakukan kesalahan.
Intervensi pencegahan HIV /Aids di kalangan remaja :
Precontemplation : kurangnya pengetahuan terhadap penyakit HIV Aids
Contemplation : usia remaja dapat mampu cara untuk mencegah penyakit HIV
Prepration ; mencari tentang/ informasi tentang penyakit HIV
Action;. Menghindari pergaulan bebas (seks sual) ,jalani gaya hidup sehat
Maintenance : berprilaku yang baik ,jalani gaya hidup yang sehat untuk menghindari dari perilaku yang negatif.
1. precontemplation : HIV/AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja. dimana dalam keadaan emosionalna yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi.
2. contemplation : mereka sudah mengetahui mengenai bagaimana penyakit HIV/AIDS dan mereka mulai menjauhi hal tersebut, tetapi karena keterbatasan pengetahuan mengenai penyakit tersebut dan selama mereka melakukan hal-hal tersebut tidak terjangkit penyakit HIV/AIDS jadi mereka ingin menghentikan hal tersebut tetapi mereka sudah terlanjur ketagihan.
3. preparation : memberikan edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan merubah sikap negative ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya.
4. action : setelah memberikan penyuluhan itu akan memberikan manfaat bago responden khususnya pada kalangan remaja.
5. maintenance : dan dari penyuluhan tersebut menunjukkan adanya perbedaan sikap dan peilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan.
1.Perkontemplasion: Dilihat dari kejadian AIDS, kaum muda lebih cenderung terpengaruh oleh keadaan emosi yang tidak stabil dan masih ingin mencoba hal baru
2. Contemplation: ODHA akan takut melakukan sesuatu untuk tes HIV karena jika hasilnya menunjukkan bahwa mereka akan ditolak, jika mereka menderita sakit, ini akan menyebabkan mereka menunda pengobatan, yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka.
3. Preparation: Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga mengubah sikap negatif menjadi sikap yang lebih positif, dll.
4.Action : Mengikuti proses penyuluhan atau seminar akan dapat memberikan manfaat bagi responden khususnya kalangan remaja tersebut, sehingga secara konsisten dapat memberikan perilaku yang positif
5. Maintenece: Menunjukkan perbedaan sikap dan perilaku kelompok yang menerima pendidikan kesehatan
Intervensi pencegahan HIV/Aids di kalangan remaja
Precontemplation:kurangnya suatu pengetahuan ilmu edukasi pengarahan di kalangan remaja tentang HIV/Aids
Contemplation:kalangan remaja banyak’a penundaan penolakan dengan malakukan pemeriksaan dan ketidak pengetahuan tntg pengobatan HIv/aids
Preperation:memberikan edukasi dan mengikuti penyuluhan tentang HIV/aid
Action berkurangnya di kalangan remaja penularan HIV/Aids walupun belum 100%
Maintence:kalangan remaja sudah mendapatkan informasi dan eduksi agar dapat mengambil suatu tindakan dan membuat keputusan yang baik dan benar tentang HIV/aids
Intervensi pencegahan HIV/AIDS
Precontemplation:Minimnya ilmu dan kertebatasan akses informasi/pengetahuan yang belum dipahami dan layanan kesehatan yang berdampak sangat rendah pengetahuan tentang HIV dan AIDS.
Dimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mecoba melakukan hal hal yang baru dengan sangat tinggi.
Contemplation:memiliki niat serius dalam melakukan perubahan perilaku disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri sendiri yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi,sikap, kepercayaan dalam penilaian seseorang, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dari pengalaman pribadinya.
Pada usia remaja (15-24 tahun) mampu cara cara mengenai tahapan demi tahapan pencegahan penularan HIV AIDS.
Hal ini menunjukkan respond remaja terhadap penting nya edukasi dini terhadap HIV/aids dan dampaknya.
Preparation: Mencari informasi dan pengetahuan mengenai HIV/aids dari penyuluhan atau seminar dengan kesediaan,keaktifan dan interaksi atau respon yang baik dari dalam mengikuti proses penyuluhan atau seminar.Dalam hal penentuan ini dari sikap pengetahuan,pikiran, keyakinan,dan emosional yang memegang peranan yang sangat penting.
Action:Meninggalkan kebiasaan buruknya seperti konsumsi obat obatan terlarang napza dan pergaulan bebas(seks bebas) hal ini dapat di pantau dalam kurun waktu -+ 6 bulan
Maintenance:Mengetahui dampak negatif dan bahaya dari
penyalahgunaan dan ketergantungan napza atau narkotika yang mengarah kepada penularan pada
HIV/AIDS yang melalui jarum suntikan dan melalui hubungan seks bebas atau pergaualan bebas di kalangan remaja tersebut.
Dan mengetahui tata cara hubungan seksual yang sehat seperti memakai pengaman (kontrasepsi) dan mereka sudah dapat membuat keputusan dari menghindari pergaulan yang negatif ke arah pergaulan yang lebih positif.
1. Precontemplation : remaja berspotensi tinggi terhadap terpaparnya penyakit HIV/AIDS karena faktor emosionalnya yang kurang stabil sehingga bisa terjerumus dalam pergaulan yang bebas seperti halnya sex bebas dan itu mengakibatkan bisa terpaparnya penyakit HIV/AIDS
2. Conteplation : mengadakan penyuluhan tentang penyakit HIV/AIDS tersebut dapat meningkatkan pengetahuan atau bisa merubah sikap buruk tersebut menjadi lebik positif atau baik lagi.
3. Prepation : mencari informasi yang relevan dab membatasi pergaulan bebas supaya bisa merubah dirinya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya
4. Action : membatasi pergaulan dan pintar pintar memilih pergaulan dan Melakukan suatu hal yang positif
5. Meintenance : melakukan hal baru yang lebih positif dan berupaya menghindari yang namanya pergaulan bebas supaya bisa merubah diri kearah yang lebih positif atau lebih baik.
Intervensi Untuk Mencegahan HIV/AIDS di Kalangan Remaja
Terdapat 5 tahapan yaitu :
1) Precontemplation = Minimnya pengetahuan remaja berkaitan tentang HIV/AIDS, dimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru. Keterbatasan remaja berkaitan dengan akses informasi/pengetahuan yang belum dipahami dan layanan kesehatan sangat rendah pengetahuan tentang HIV/AIDS.
2) Contemplation = Remaja usia 15-24 mampu memberi jawaban yang benar dan tepat mengenai pencegahan serta penularan HIV/AIDS, serta memahami menolak yang salah.
3) Preparation = Stigma masyarakat berfokus dalam meneliti seseorang ODHA, karena memiliki dampak sangat besar bagi program kerja mengenai pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS termasuk kualitas hidup seorang ODHA. Seorang ODHA akan merasa takut untuk melakukan tes HIV karena takut akan dkucilkan.
4) Action = Meningkatkan pengetahuan sehingga akan merubah sikap negative menjadi lebih positif. Hail ini juga didukung dengan kesediaan, keaktifan, dan interaksi atau respon baik dalam mengikuti proses seminar.
5) Maintenance = Seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang membuat diriny menjadi lebih baik dari sebelumnya.
hubungan terapiotik adalah untuk perkembangan crayon dan yang pertama untuk kesadaran diri penerimaan diri yang kedua penghargaan diri yang meningkat yang ketiga pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri yang ditingkatkan yang keempat kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen
Hubungan terapiotik antara perawat klien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku perasaan pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapiotik
Teknik komunikasi terapiotik yang pertama mendengar pertanyaan terbuka mengulang klarifikasi reflek memfokuskan membagi persepsi identifikasi tema diam informing dan saran
Prekontemplasion : dari kejadian tersebut mengenai HIV atau AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja gimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi Contemplation : pada seorang odha akan merasakan ketakutan untuk melakukan suatu hal tes HIV karena bila hasilnya menungkapkan maka dari itu mereka akan dikucilkan
Hal tersebut menyebabkan mereka dengan Menunda untuk melakukan pengobatan apabila menderita kesakitan yang akan terjadi dengan dampak pada semakin terjadi penurunan dalam kesehatan mereka
Preparation: edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan terjadi merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya
Intervensi pencegahan HIV/AIDS di kalangan Remaja.
– precontemplation: Kurangnya informasi atau pendidikan tentang kesehatan terlalu rendah mengenai pengetahuan HIV/AIDS.
– Conteplation: Dengan mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dikalangan remaja agar remaja menjauhi hal-hal yang bersifat porno dan obat-obatan terlarang.
-preparation: Mencari informasi tentang bahayanya HIV/AIDS.
-Action: Menghindari pergaulan bebas dan obat-obatan terlarang,seks bebas.
-Maintanance: Mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dan menghindari pergaulan bebas dan obat-obatan dan seks bebas.
1. Precontemplation :
HIV/AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja. Dimana kalangan remaja dalam keadaan emosi yang dibilang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi.
2. Contemplation :
Mereka para kalangan remaja sudah mengetahui mengenai bagaimana penyakit HIV/AIDS dan mereka mulai menjauhi hal tersebut, tetapi karena keterbatasan pengetahuan mengenai penyakit tersebut dan selama mereka melakukan hal-hal tersebut tidak terjangkit penyakit HIV/AIDS jadi mereka ingin menghentikan hal tersebut tetapi mereka sudah terlanjur ketagihan.
3. Preparation :
Memberikan edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya.
4. Action :
Setelah memberikan penyuluhan, maka akan memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja.
5. Maintenance :
Dari penyuluhan tersebut menunjukkan adanya perbedaan sikap dan perilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan.
Stigma HIV/AIDS di kalangan remaja
Precontemplation : kurang memahami pengetahuan atau informasi bahaya HIV/AIDS.
Contemplanation : mampu memberikan jawaban yang tepat tentang cara pencegahan penularan HIV/AIDS serta menolak untuk memahami yang salah mengenai penularan HIV/AIDS.
Preparation : memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan sesorang sehingga akan merubah sikap negative ke sikap yang lebih positif.
Action : kesediaan, keaktifan dan interaksi yang baik dalam mengikuti proses penyuluhan atau seminar.
Maintenance : penyulhan atau seminar tersebut akan memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja.
Intervensi pencegahan HIV/AIDS dikalangan remaja
Precontemplation : kurangnya informasi atau edukasi tentang pengetahuan kesehatan HIV
Conteplation: pada usia remaja (15-24 tahun) mengerti cara cara mengenai tahapan pencegahan penularan hiv/aids
Preparation : mencari fakta atau informasi seputaran tentang hiv / aids
Action :menghindari pergaulan bebas (seks bebas) serta menghindari obat obatan terlarang
Maintanannce : sudah mengetahui tentang kesehatan ,dan bisa menghindari pergaulan bebas dan obat terlarang
Prekontemplasion : dari kejadian tersebut mengenai HIV atau AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja gimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi
Contemplation : pada seorang odha akan merasakan ketakutan untuk melakukan suatu hal tes HIV karena bila hasilnya menungkapkan maka dari itu mereka akan dikucilkan
Preparation: edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan terjadi merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya
Action: mengikuti proses penyuluhan atau seminar tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja tersebut sehingga dapat memberikan perilaku positif dengan konsisten
Maintenence : menunjukkan adanya perbedaan sikap dan perilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan
1. Prekontemplasion : dari kejadian tersebut mengenai hiv dan aids lebih rentan terjadi pada remaja dmna dalam keadaan emosionalnya belom stabil dan berkeinginan mencoba coba
2. Contemplasion : pada seorang odha akan takut melakukan tes karna jika hasilnya positif maka ia akan dikucilkan, hal tersebut membuat penundaan melakukan pengobatan
3. Preparasion : edukasi dapat merubah pikiran orang tersebut , yang awalnya pemikiranya negatif bisa menjadj positif hingga seterusnya
4. Action : mengikuti seminar atau penyuluhan akan bermanfaat bagi responden terutamanya bagi para remaja hingga dapat memberikan respon positif
5. Maintence : menunjukan adanya perbedaan sikap dan perilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan
Menurut saya mengenai HIV ini terdapat beberapa argumen dan pendapat
1.di bagian precontemplation menurut saya hukum di kasus HIV belum ada berubahan yang di lakukan agar kasus HIV ini menurun dan agar tidak ada remaja yang berani melakukanya karna akan di pidana
2.di bagian contemplation menurut saya harus ada hukum yang di tetapkan untuk yang mengalami penyakit ini karna penyakit ini di sebabkan oleh hubungan yg terlarang seperti perselingkuhan dan psk
3.di bagian action menurut saya kita semua masyarakat harus saling menguatkan untuk berhubungan dengan lawan jenis yang sudah sah aja.dan mengiatkan bahwa penyakit ini sangat beresiko
4.di bagian maintanance menurut saya harus ada penyuluhan dan pengarahan dan pembelajaran tentang kesehatan lebih serius menginai penyakit HIV ini
Stigma HIV/AIDS dikalangan remaja
Penularan HIV dan AIDS yang hanya berkisar sebesar 14,3%
Stigma adalah hambatan yang utama dalam melakukan pencegahan perawatan,pengobatan,dan dukungan dalam virus HIV.
– precontemplation: individu tidak menyadari perilakunya atau tidak menyadari bahwa dia perlu berubah,dan mungkin tidak berubah.
– contemplation: individu mulai menyadari perlunya perubahan dan mulai berfikir serius tentang itu namun dia belum memutuskan untuk melakukannya.
– preparation: individu memutuskan untuk melakukan beberapa tindakan dalam waktu dekat dan mungkin telah melakukan tindakan diwaktu yang lalu tapi dia gagal.
– Action: individu telah mulai berhasil dan terlibat dalam tindakan yang mengarah dalam hasil yang diinginkan tapi belum mencapai hasil yang sesuai dengan yang dicitakan.
– Maintenance: individu berhasil mencapai tujuannya dan sekarang harus mencoba dalam dua sisi yakni mencegah perilaku lama kambuh dan mengkonsolidasikan perubahan-perubahan.
Prekontemplasion : dari kejadian tersebut mengenai HIV atau AIDS lebih rentan terjadi pada kalangan remaja gimana dalam keadaan emosionalnya yang masih labil dan masih berkeinginan untuk mencoba melakukan hal-hal yang baru dengan sangat tinggi
Contemplation : pada seorang odha akan merasakan ketakutan untuk melakukan suatu hal tes HIV karena bila hasilnya menungkapkan maka dari itu mereka akan dikucilkan
Preparation: edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tersebut sehingga akan terjadi merubah sikap negatif ke sikap lebih positif lagi dan seterusnya
Hal tersebut menyebabkan mereka dengan Menunda untuk melakukan pengobatan apabila menderita kesakitan yang akan terjadi dengan dampak pada semakin terjadi penurunan dalam kesehatan mereka
Maintenence : menunjukkan adanya perbedaan sikap dan perilaku pada golongan yang diberikan pendidikan kesehatan
Action: mengikuti proses penyuluhan atau seminar tersebut akan dapat memberikan manfaat bagi responden khususnya pada kalangan remaja tersebut sehingga dapat memberikan perilaku positif dengan konsisten
Salah satu masalah kesehatan global dan epidemik dunia yang serius adalah HIV/AIDS
Intervensi perilaku sangat penting dilakukan dalam pencegahan HIV sebagai intervensi dalam upaya meningkatkan status kesehatan.HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndroms) merupakan sekumpulan gejala yang timbul akibat sistem kekebalan tubuh melemah disebabkan oleh infeksi HIV.1 AIDS merupakan penyebab infeksi utama kematian orang dewasa di dunia. Penyakit yang disebabkan oleh HIV memiliki tingkat fatalitas kasus yang mendekati 100%. AIDS telah menghancurkan keluarga dan menyebabkan penderitaan yang tak terhitung di daerah-daerah yang paling parah, termasuk beberapa bagian termiskin di dunia, HIV telah membalikkan peningkatan dalam harapan hidup yang terdaftar dalam tiga dekade terakhir abad ke-20. HIV/ AIDS adalah darurat kesehatan global utama.
Intervensi:
Complentation: karena disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kesehatan dan juga resiko terhadap penyakitnya HIV
Preparation: sudah mulai adanya edukasi dan kesadaran tentang bahayanya penyakit HIV
Action: sudah bisa menilai dan juga bisa menerapkan hal² yg positif dan mana hal tersebut bisa di dapatkan dari informasi baik berupa penyuluhan kesehatan maupun informasi lainnya.
Terima kasih ilmunya sangat bermanfaat pada dasarnya seorang remaja harus mampu mengendalikan emosional nya untuk tidak melakukan hal yang tidak diperbolehkan, karena virus HIV/AIDS sangatlah menyedihkan karena masa inkubasi yang sangat lama
Prekontempletation.: Yaitu dimana keadaan emosional pada diri remaja sangatlah masih labil
Kontempletation : odha sangatlah takut untuk melakukan tes HIV/AIDS karena jika hasil menunjukkan hasil yang positif maka di situ akan di lakukan pengucilan oleh masyarakat sekitar
Preparation : untuk meningkatkan suatu pengetahuan haruslah di lakukan edukasi untuk mencapai suatu hasil pemikiran masyarakat ataupun kalangan remaja tentang HIV/AIDS, Bahwa virus tersebut tidak mudah untuk menular
Action: jika sudah menilai hasil bisa menggunakan penyuluhan kesehatan di kalangan remaja