UPAYA TERAPEUTIK
Klinis seharusnya mempertimbangkan kisaran dari ekspresi pasien untuk merumuskan pemahaman pengalaman pasien dan untuk merefleksikan signifikansinya. Klinis mengingat norma dan klasifikasi pengalaman dan gejala yang mungkin relevan dengan sabar tetapi pada saat yang sama memungkinkan adanya karakter yang unik dari pengalaman pasien individu. Pada saat yang tepat, perawat dapat menawarkan informasi kepada pasien tentang pengobatan dan tindakan yang dilakukan agar tidak menjadi kontra diksi dengan masyarakat seperti pemberian pemahaman tentang obat yang akan diberikan. Upaya dalam melakukan tindakan terpeutik dapat dilakukan dengan memberikan ketentuan yang menjadi dasar dalam pemberian pengobatan. Banyak dikalangan masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sehingga sebelum dilakukan tindakan maka wajib memberikan penjelasan, pemberian asuhan keperawatan pun mengedepankan upaya terapeutik dengan segera.
Dalam memberikan layanan yang optimal sebagai tenaga kesehatan harus bertindak sejara jelas dan lugas dengan mengedepankan rasa kemanusiaan yang memberikan impllikasi pada upaya menolong dengan segera. Secara garis besar pemberian dan norma kesehatan dalam pengobatan harus sejalan dengan kejadian dan kesakitan klien serta mengedepankan komunikasi sebagai bagian dalam membangun rasa saling percaya. Kekhawatiran saat ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya adalah saat para pasien yang mulai merasa enggan berkomunikasi dengan petugas medis atau tenaga kesehatan yang menanganinya dikarenakan adanya persepsi verbal abbuse oleh tenaga medis yang menghadapi mereka terhadap penyakit maupun keadaan kesehatan yang sedang mereka alami. Verbal abbuse ini tentunya sangat berpengaruh terhadap motivasi klien untuk menceritakan kondisi kesehatannya saat ini, ataupun sekedar konsultasi medis terhadap tenaga medis yang menanganinya karena adanya ketakutan akan peyampaian hasil kesehatan yang mengarah pada judging ataupun bukannya memotivasi psikologi klien untuk segera sehat. Akibatnya klien cenderung down/ pesimis. Dengan kata lain perlu diciptakannya komunikasi interpersonal yang baik antara petugas medis dengan klien agar tercipta suatu metode penyembuhan/ motivasi sehat dari segi psikologis pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang terjadi antara petugas medis/ kesehatan dengan pasien. Komunikasi ini umumnya lebih terjalin akrab secara emosional karena mempunyai tujuan berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan. Petugas medis secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya. Selain itu membantu pasien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak dia sadari sebelumnya tentang kondisi kesehatannya. Komunikasi terapeutik adalah suatu cara untuk membina hubungan yang terapeutik (menyembuhkan) yang di butuhkan untuk pertukaran informasi dan dapat digunakan untuk mempengaruhi perasaan orang lain. Komunikasi yang baik memang dituntut menjadi kompetensi di dunia pelayanan kesehatan. Petugas medis rumah sakit dituntut untuk memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan pasien. Komunikasi terapeutik penting agar dapat memahami kondisi pasien yang dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Referensi
Freud S. Repression. The standard edition of the complete psychological works of Sigmund Freud, vol. XIV. London: Vintage Books; 2001.
Matarinnya mudah dipahami pak 😇🙏